CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Jumat, 08 Mei 2009

Cerpen kuuuh...

Bunga Untuk Sakura

 

Hari ini hari yang cukup membuatku harus mengambil tissu dari saku seragam sekolahku untuk mengelap keringat yang mulai bercucuran akibat ritual yang harus dan pasti dilakukan (kecuali kalau hujan sih..) oleh seluruh siswa-siswi di Indonesia untuk membuktikan rasa nasionalismenya pada bangsa Indonesia tercinta ini,tapi menurutku ritual kayak gini lebih cocok dikatakan harinya anak paskib.

“ Yura,tadi malam nonton GP nggak ? ” tanya Tyo tiba-tiba yang berdiri di barisan samping kananku.

“ Nontonlah.” jawabku pendek. Oh iya,ralat upacara bendera selain sebagai ajang pembuktian anak paskib sebenarnya juga sebagai ajang gosip bagi sebagian siswa yang sudah bosan melihat bendera terpasang di ujung tiang.

“ Kalau Yura sih mau GP,F1 ,bola kalau perlu tinju sekalian pasti nggak dilewatin deh,ya nggak Yura ? ” tanya Riko tiba-tiba dengan nada yang sepertinya mengejekku.

Aku melotot pada Riko yang tiba-tiba bicara seperti itu, “ Maksudnya ?! Ngejek ?! ”

Riko cuma tertawa melihatku melotot padanya, “ Yah,kamu kan cowok.. Hahaha…”

“ Terserah . “ jawabku pendek dan agak kesal.

“ Yee…yura ngambek. ” ledek Sapu dari belakangku. Tiba-tiba….

“ Satu,dua,tiga dan empat. Kalian sebentar ke ruang saia sehabis upacara ! ” seru Pak Hary sambil menunjuk kami berempat.

“ Sepertinya kita bakalan dapat hukuman lagi nih.” kata Tyo saat Pak Hary meninggalkan kami berempat dengan wajah geramnya.

{{{

Oh ia,namaku Sakura Kayata,tapi teman-temanku lebih suka manggil Yura. Eitz,pasti kalian mikirnya aku ada keturunan jepang kan ? Nggak lah,aku Indonesia asli kok. Kebetulan waktu itu mamaku ngidam liat bunga sakura jadi namaku Sakura dan Kayata itu sendiri gabungan nama mama dan ayahku Kayla dan Rota. Sekarang aku tinggal bertiga dengan ayah dan kakakku,hmm…. mamaku dah meninggal saat aku dilahirkan.

“ Yura,muka kamu kok kusut gituh ? Ada masalah di sekolah ? “ tanya Kak Faris..

Aku melempar tasku di atas sofa warna hijau muda dan duduk disampiing kakakku sambil menhembuskan hafas pelan. “ Tadi Yura dihukum gara-gara cerita waktu upacara. “

“ Hahaha…siapa suruh cerita terus.” kata Kak Fariz sambil mengacak-ngacak kepalaku.

“ Kak,ayah mana ? “ tanyaku sambil berusaha merapikan rambutku.

“ Masih di kantor,mungkin pulang sekitar jam 9 malam. Oh ia,kakak baru belikan kamu kaset game sama komik faforit kamu. Kakak taruh di atas meja belajar kamu. “

Aku tersenyum mendengar apa yang barusan kak Fariz katakan. “ Makasih,Kak.. Yura sayang kakak.”

{{{

 

Kamar yang dicat dengan warna biru muda dan merah muda adalah istana bagiku. Tempatku  melakukan segala aktivitas sehari-hariku setelah pulang sekolah . Kamar yang penuh dengan komik serta jadwal-jadwal pertandingan MotoGp,F1 beserta bola adalah salah satu tempat di mana aku bisa mengenang mamaku yang hanya aku kenali melalui foto. Saat itu dia  masih muda dan cantik,secantik bunga sakura yang melatari fotomya.

Ayah bilang mama orangnya sangat lembut dan penuh kasih sayang. Tidak seperti aku yang katanya jutek,judes dan keras kepala. Aku dan ibuku sangat berbeda bak langit dan bumi. Kadang aku berfikir apa mama memang mama kandung aku ? Untunglah ayah dan kakak selalu berkata begini padaku, “ Kamu itu mirip mama. Sama cantiknya. Pasti mama senang bisa punya anak cewek kayak kamu yang tahan banting dan pantang nangis. Kamu seperti bunga sakura yang cantik , disukai semua orang dan punya ciri khas tertentu yang tidak ada pada orang kebanyakan.” Kata-kata itu selalu membuatku ingin melupakan kalau aku pernah berkata seperti itu.

Aku meliirik foto ibuku yang berada di samping fotoku bersama Tyo,Riko dan Sapu. Mereka juga merupakan penyemangat hidupku. Mereka sahabat terbaikku.

{{{

“ Yura ! Kamu dari mana aja sih ? ” tanya Sapu ketika aku menghampiri meja mereka di salah satu temapt makan. “ Kita capek nungguin kamu tau. “

“ Hehehe…,sorry telat. Tadi mampir dulu. “ jawabku sambil cengengesan.

“ Ya udah, sekarang kita ke  Rezt. Biasa,hunting baju. “ kata Riko sambil memakai tasnya.

“ Mau hunting baju atau cewek nih ? Hahaha… ” goda Tyo sambil menatap Riko dengan pandangan jailnya.

“ Baju sekaligus cewek ! Kita kan nggak punya teman cewek yang lumayan dekat. “ jawab Riko.

“ Aku juga cewek kok . “ sahutku tiba-tiba.

Mereka bertiga tiba-tiba berbalik dan memandangku aneh dan kemudian tertawa terbahak-bahak.

“ Yura, kamu itu cowok bukan cewek ! Hahaha…” kata Sapu dengan tawa khasnya.

“ Tapi kan… ” aku berusaha membela diri tapi dipotong oleh Tyo.

“ Tapi apa ? Cowok tetap cowok ,Yuraaaa. “ katanya sambil mengacak-ngacak rambutku.

“ Iya. Yura.,meskipun kamu nggak tomboy dan lumayan cantik,tapi menurut kami kamu itu cowok. .“ kini giliran Riko yang bicara sambil mencubit pipiku.

Aku Cuma bisa tersenyum,yah tersenyum dipaksa.

{{{

“ Riko, nih coba. Kayaknya pas buat kamu. “ usulku sambil memberikan Riko baju kaos biru muda.

“ Selera kamu memang bagus, Yura. Aku cobain yah. “ Riko lalu masuk ke kamar pas. Sementara dia mencoba pakaian yang aku berikan tadi, aku melihat Tyo dan Sapu lagi ribut-ribut sama seseorang yang tidak aku kenal. Dengan segera aku menghampiri mereka.

“ Tyo,ada apa sih ? ”

“ Nggak tau tuh, Yura. Ada orang yang nggak jelas yang tiba-tiba ngambil baju Sapu waktu Sapu lagi bayar baju itu. Katanya baju itu dudah dipesan sama dia jauh-jauh hari yang lalu . “ jawab Tyo panjang lebar.

“ Eh,kembaliin baju aku !  Baju itu sudah aku pesan dari hari sabtu tau ! ” cowok itu berusaha mengambil baju dari kantong plastik yang dipegang Sapu.

Aku geram melihat cowok tidak malu itu, “ Eh,jelas-jelas baju itu sudah dibayar sama teman aku ! Berarti sekarang baju itu milik teman aku ! ” aku berusaha membela Sapu dari cowok tidak jelas itu.

“ Ih ?! Kamu siapa sih ?! Cewek aneh ! Kamu nggak usah ikut campur masalah aku dan teman kamu itu ! “ seru cowok itu.

“ Yang aneh itu kamu ! Jelas-jelas sekarang baju itu sudah jadi milik Saputra Hirawan,kamu kok ngotot sih ?! Dasar cowok tidak tau diri ! ” balasku tidak mau dikalah pada cowok yang kira-kira seumuranku itu.

“ Apaan sih ?! Sudah,kalian jangan ribut-ribut di sini ! “ nasehat pegawai toko itu. “ Buat Mas Marvo,baju pesanan anda sudah datang. Silahkan di ambil .” kata pegawai itu kemudian pada cowok yang ternyata bernama Marvo itu. Marvo kemudian mengikuti pegawai itu dan menjauh dari hadapan kami.

“ Eh, aku sudah dapat baju nih, kalian gimana ? ” Riko tiba-tiba muncul di hadapan kami sambil menenteng satu plastik belanjaannya.

Kami semua menatap Riko aneh. Yah, dia tidak ada saat perkelahian itu terjadi. Kami semua cuma tersenyum mendengarnya bertanya begitu.

{{{

“ Nama saya Marvo Rivia. ”

Empat kata itu berhasil membuatku,Tyo dan Sapu tidak percaya dengan kejadian yang menimpa kami hari ini. Ini sungguh diluar kenyataan kami ! Cowok yang kami temui kemarin dan membuat pertengkaran di Rezt ada di hadapan kami ! Sekarang ! Di kelas kami berempat ! Kami cuma bisa menatap Marvo dengan tatapan tidak percaya,begitupun dia,dia juga tidak percaya bisa bertemu kami di sini. Lagi . Celakanya,anak baru itu duduk di depanku ! Tepat bangku di depanku. Sebelum dia duduk dia sempat menatapku aneh.

Napa liat-liat ?! ” seruku tiba-tiba yang alhasil membuat semua teman kelas menoleh padaku,tapi aku tidak peduli tentang itu.

Cowok itu menaikkan alis kirinya dan memandangku dengan pandangan menghina, “ Sapa juga yang liatin kamu ? Ge er banget sih jadi cewek. . Orang liatin tembok juga. Yee…”

“ Nyebelin banget sih jadi manusia. “ balasku tidak mau dikalah .

“ Sakura ! Sudah berhenti ! ” seru Bu Mia yang alhasil membuatku tersentak kaget. “ Jangan buat keributan di sini. Sekarang kita lanjutkan pelajarannya.”  

“ Iya, Bu. ” jawabku pelan disambut kikikan teman-teman kelasku termasuk si Marvo itu.

{{{

“ Aku harap hari ini cuma mimpi ! ” gerutu Sapu sambil menyeruput jus jeruk di kantin yang penuh dengan manusia kelaparan.

“ Aku harap juga begitu. Gila aja,cowok yang kemarin cari gara-gara sama kita tau-taunya murid baru sekolah kita ! Celakanya,dia duduk di depan aku ! Gimana nggak kesel coba ? ” seruku sambil mengaduk-ngaduk jus jeruk di depanku dengan kesal.

“ Emangnya ada apa sih ? Kok kalian nggak cerita ke aku ? ” tanya Riko penasaran. Kami memang belum memvberi tahu Riko tentang kejadian kemarin. Tyo pun menceritakan kejadian menjengkelkan yang diakibatkan oleh cowok itu yang alhasil membuat aku dan Sapu naik darah .

“ Oow…” Riko ber-O ria setelah mendengar penjelasan Tyo. “ Eh,aku duluan yah. Aku sudah ditunggu sama Ria,Gina dan Lia di perpustakaan. Au sudah janji sama mereka untuk ngajarin matematika. Bye.” Riko lalu pergi meninggalkan kai bertiga.

“ Enak yah jadi Riko,cewek-cewek pada ngantri tuh. Tinggal milih aja.” Ungkap Tyo kagum stelah batang hidung Riko sudah tidak terlihat lagi.

“ Yura,pinjemin aku komik baru kamu donk. .” kata Sapu membuka topik baru . “ Lagi bete nih di rumah terus. Yah ? Yah ? ”

Aku menyeruput jus jeruk di depanku dan tersenyum jahil pada S     apu, “ Gimana yah ? Nggak deh, kan kalau komik aku dipinjam sama kamu nggak pernah balik lagi. Iya kan ?”

“ Yah,Yura. Pelit banget sih. Janji deh aku nggak bakalan kayak gitu lagi.” kata Sapu dengan wajah memelasnya. Aku kemudian mengambil komik dan tiba-tiba sebotol air membasahi tangan dan komikku. Aku menoleh pada orang yang berani-beraninya menumpahkan sebotol air dan membuat komikku basah !

“ Kamu lagi ?! Kamu itu nggak capek yah cari gara-gara sama aku ?! Tau nggak ini komik baru tau ! ” seruku dengan nada kesal.

“ Yang salah itu kamu bukan aku ! Siapa suruh bawa komik. Lagian sudah besar masih aja baca komik,kekanak-kanakan banget sih . ” ucapnya dengan nada yang tidak menunjukkan perasaan bersalah.

“ Apaan sih ?! Bukannya minta maaf malah bilang kayak gitu ! Itu urusan aku kalau aku masih baca komik atau tidak,kamu nggak perlu ikut campur ! ” seruku sambil membela diriku.

“ Kamu itu nggak ada manis-manisnya jadi cewek ! Mana ada cewek yang ngomongnya jutek kayak kamu ?! Yang ada jga cewek ngomongnya lembut dan nggak pakai teriak-teriak . Kamu itu mending jadi cowok saja ! ”

Aku cuma bisa menahan kesal dan amarah mendengar dia berkata seperti itu. Berusaha nggak nangis mendengar pernyataan pahit seperti itu. Berusaha tetap tegar . Komik yang sedari tadi kugenggam kini menghantam wajah cowok kurang ajar itu.

{{{

“ Yura,kamu kenapa ? Kok kisut gituh ? ” tanya Kak Fariz ketika aku sampai di rumah.

“ Hmm…nggak. Nggak ada apa-apa kok, Kak .” jawabku bohong.

“ Ya udah kalau gituh. Kakak mau ke rumah tetangga baru kita. Silaturahmi. Mau ikut nggak ? ”

“ Kayaknya nggak dulu deh,Kak. Mungkin lain kali aja . Yura lagi nggak mood sekarang.”

“ Ya udah. Kakak pergi dulu yah.”

Sekarang aku tidak tertarik mau dia tetangga baru kek,apa kek,yang jelas peristiwa tadi sudah sanggup membuat kepalaku sakit . Aku melirik sekilas dari jendela,ternyata rumah tetangga baruku itu tepat di depan rumahku . Mungkin aku akan ke sana untuk silatuahmi,tapi tidak untuk hari ini .

 {{{

“ Yura,pinjem PR  Bahasa Inggris kamu donk . Nanti aku traktir deh. “ rayu Nia teman sebangkuku . Aku menyerahkan dengan malas buku bersampul hijau muda itu pada Nia.

“ Yura,aku liat juga donk .” sahut Tyo .

Aku cuma mengangguk lemah pada Tyo . Setelah itu aku memeriksa tasku untuk mengambil pulpen di tempat pensilku,tapi ternyata temapt pensilku tidak ada .

“ Nia, punya pulpen lagi nggak ? ” tanyaku pada Nia yang lagi serius menyalin PR-ku.

“ Nih,kalau mau pakai aja . “ tiba-tiba Marvo menyodorkan pulpen padaku.  Aku kebingungan dan sedikit curiga padanya. Sepertinya dia dapat membaca raut wajahku, “ Pakai aja . Aku ikhlas pinjeminnya,nggak ada maksud apa-apa kok .”

Aku berpikir sebentar tentang tawaran Marvo dan kemudian mengambil pulpen itu dari tangannya.

“ Aneh,tapi makasih atas pulpennya.” ucapku sambil tersenyum yang kemudian dibalas dengan senyumannya yang…. Okeh,manis.


{{{

Bete ! Mereka bertiga ninggalin aku ! Liat aja besok. Huffh…Terpaksa aku pulang sendirian dan naik angkot sendirian . Bete banget ! Malas banget,malah rumah aku masih jauh ke dalam lagi,masih harus naik becak atau jalan kaki,celakanya nggak ada becak di sepanjang mata memandang . Mau nggak mau harus jalan kaki di tengah hari kayak gini . Rasanya kakiku sudah mau patah. Aku harap ada Kak Fariz,ayah atau siapalah yang melihatku jalan sendirian di tengah bolong kayak gini dan bersedia mengantarku sampai ke rumah .

Tiit,tiit,tiiit….

Bunyi klakson motor  ! Pasti Kak Fariz,makasih Tuhan !

Ternyata bukan Kak Fariz,tapi dia. Dia lagi. Marvo .

“ Yura,mana teman-teman kamu ? Nggak pulang bareng mereka ? ”

“ Nggak . Mereka bertiga nggak tau ke mana. Lagian itu bukan urusan kamu”jawabku jutek .

“ Jutek banget sih jadi cewek,aku kan cuma nanya .” Marvo tampak memikirkan sesuatu. “ Mau aku antar sampai ke rumah kamu nggak? ”

“ Ha ? Nggak salah tuh ? ” tanyaku nggak percaya. Dia kok tiba-tiba nawarin antar aku pulang? Aneh banget.

“ Iya,aku serius . Lagian aku juga mau ke rumah teman dekat-dekat sini . Jadi sekalian aja . Mau nggaK? ”

Aku menimang-nimang tawaran Marvo . Terima nggak yah ? Lagipula hari ini panasnya ampun-ampunan,bisa dehidrasi aku kalau maksa jalan kaki sampai ke rumah .

“ Hmm….iya deh. “

“ Nah,gitu donk .“ ucapnya sambil mengacak-ngacak rambutku .

 

{{{

Marvo,Marvo dan Marvo . Kenapa nama itui terus yang ada di benakku ? Apa aku….. Nggak ! Itu nggak mungkin. Aku nggak mungkin jatuh cinta sama dia . Nggak mungkin .

{{{

“ Yura,kamu kok dari tadi senyam-senyum sendiri ? Ada apa sih ? ” tanya Riko penasaran.

Ada deh .” jawabku sambil tersenyum jahil . “ Siapa suruh kemarin ninggalin aku. Emangnya kemarin kalian ke mana ? ”

“ Iya deh. Kami minta maaf soal yang kemarin. Kemarin kita bertiga nyari kado buat ulang tahunnya Nia .” jawab Sapu sambil mengeluarkan sebuket bunga dan sebuah boneka dari tasnya yang super besar .

“ Itu kado buat Nia ? ” tanyaku sambil menunjuk sebuket bunga dan boneka yang barusan dikeluarkan Sapu dari tasnya .

“ Iya,itu kado buat Nia .” jawab Sapu. “ Hmm…kalian kok kalau aku ulang tahun ngak pernah ngasih yang kayak gituan ? ”

Mereka bertiga menatapku bingung dan tertawa terbahak-bahak seperti kejadian di Rezt .

“ Kamu kan nggak cocok dikasih barang kayak gituan,yura . Kamu cocoknya yah buku,miniatur-miniatur kartun sama kaset game. Kalau kayak boneka sama bunga sih cocoknya buat cewek bukan buat cowok,kamu kan cowok . Hahaha…” kata Tyo memberi penjelasan sambil mencubit kedua pipiku .

Aku sekali lagi cuma memberikan  senyuman,senyuman dipaksa tepatnya . Lalu…Marvo lewat di hadapan kami berempat dan tersenyum ke arahku !

“ Hey,sepertinya aku suka sama Marvo.” ucapku spontan pada mereka bertiga .

Ketiga temanku itu tertawa terbaha-bahak dan memanggil Marvo ke meja kami duduk di kantin . Aku terkejut ketika Marvo datang ke tempat kami dan menyapa kami .

“ Aku mau minta maaf juga nih sama Sapu waktu kejadian di Rezt,sorry kalau aku sudah nyinggung kamu.”

“ Nggak apa-apa kali,anggap saja salam perkenalan. Ya nggak ? ”

“ Eh,Marvo. Kamu tau nggak kalau Yura jatuh cinta sama kamu. Hahaha…” kata Riko spontan.

“ Ha? Masa sih ? ” Marvo melirikku kemudian tertawa bersama ketiga temanku . Aku sama sekali tidak mengerti apa yang ada di benak mereka berempat.

“ Jadi,kamu suka nggak sama Yura ? ” kini giliran Tyo yang berbicara sembarangan . Mereka nggak liat kondisi apa ! Mereka nggak meliat apa kalau sekarang wajahku sudah seperti kepiting rebus .

“ Nggak mungkinlah aku suka sama Yura. Yura nggak ada manis-manisnya jadi cewek .Hahaha,ya nggak,Sapu ? ” beberapa kalimat yang dikatakan Marvo barusan membuat hatiku hancur,meskipun dengan nada bercanda,tapi . . .

“ Iya . Aku juga kaget waktu Yura bilang dia suka sama kamu. Kok bisa yah dia suka sama cowok ? Yura kan cowok . Hahaha…,ya nggak,Yura ? ” kalimat yang dikatakan Riko itu telah mengakhiri batas kesabaranku selama ini .

“ COWOK. COWOK . COWOK ! YURA ITU COWOK ! YURA ITU BUKAN CEWEK ! NGGAK ADA MANIS-MANISNYA JADI CEWEK . YURA KAN COWOK KOK BISA SUKA SAMA COWOK YAH ?! Kata-kata itu,itu kan yang selalu kalian bilang sama aku ?!  Selama ini aku sudah sabar kalau kalian anggap aku seperti cowok ! Tapi,ini sudah keterlaluan  !  Aku cuma mau bilang sama kalian KALAU YURA ITU CEWEK ! CEWEK BUKAN COWOK ! Yura juga ingin diperlakukan sebagai cewek sama kalian,tapi…,kalian nggak pernah ngerti Yura….Bisa tidak sekali saja kalian bilang sama aku kalau Yura itu cewek. Sekali saja….” mataku mulai berkaca-kaca,jujur aku sudah tidak tahan dengan perlakuan mereka padaku,aku berlari meninggalkan mereka yang diam tanpa kata .

   {{{

Sakura Kayata jelas-jelas nama cewek, tapi kenapa mereka anggap aku ini cowok ? Apa penampilan aku kaya cowok ? Tidak,penampilanku sama seperti cewek yang lainnya cuma memang aku tidak suka memakai rok . Jadi apa ? Kenapa mereka mengangap aku seperti cowok ? Aku sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiran mereka berempat. Marvo,cowok yang aku suka juga menganggapku sebagai cowok  .

Mama,aku butuh sosok mama sekarang . Sosok yang bisa menghiburku . Aku butuh mama. Seketika itu juga aku memeluk satu-satunya foto mama yang aku punya . Mama yang begitu lembut, aku juga ingin seperti mama . Aku juga ingin seperti cewek kebanyakan,kalau lagi punya masalah bisa nangis,dapat boneka atau bunga saat ulang tahun .

“ Yura,ada Tyo,Riko,Sapu sama Marvo di bawah. Mereka ingin ketemu sama kamu .” suara Kak Fariz dari balik pintu kamarku.

“ Bilang aja kalau Yura lagi tidur.” jawabku dengan sedikit berteriak .

“ Oh, ya udah .”

Beberapa menit kemudian ayah dan Kak Fariz mengetuk pintu kamarku.

“ Yura,ayah sama Kak Fariz mau bicara sama kamu. Yura buka pintunya dulu yah…” kata ayah lembut. Aku tidak tau mengapa kalau ayahku yang bertindak aku tidak mampu membantah . Dengan lemas aku membukakan pintu kamarku kepada ayah dan Kak Fariz.

“ Yura kenapa ? Ada masalah ? ” tanya ayah sambil membelai lembut rambutku.

“ Yura lagi kesal , Yah .” jawabku pendek .

“ Kesal kenapa,sayang ? ”

“ Mereka nggak pernah ngerti Yura . Mereka selalu menganggap Yura seperti cowok . Memangnya Yura kayak cowok yah,Yah ?”

Kak Fariz dan ayah tersenyum padaku. Kemudian ayah mengambil foto mama yang sedari tadi aku peluk.

“ Yura sayang, kamu itu sama sekali tidak mirip sama cowok. Kamu cantik,secantik ibumu. Kamu beda dari anak cewek lainnya. Kamu anak yang tegar,saking tegarnya sampai tidak pernah nangis. Itu sebabnya mereka mengangap kamu seperti cowok, tapi sebenarnya mereka itu kagum sama kamu karena kamu bukan cewek biasa,sayang.” ayah masih membelaiku lembut .

“ Kak Fariz juga bangga punya adik cewek seperti kamu,Yura. . “ Kak Fariz ikut membelai rambutku .

“ Yura senang,meskipun Yura nggak pernah dapat kasih sayang dari mama,tapi Yura punya ayah dan kakak yang sayang sama Yura. Itu lebih dari cukup buat Yura.” aku memeluk ayah dan Kak Fariz erat. Aku sayang mereka berdua .

   {{{

Minggu, 21 Juni 2009

06.30 WITA

 

Aku bisa merasakan lembutnya angin yang berdesir di telingaku . Pagi sangat indah,matahari masih bersembunyi dari balik awan. Bintang-bintang masih ada beberapa yang menempel di awan . Aku masih menikmati hangatnya pagi di hari minggu di sebuah taman kecil di dekat rumahku . Cuma aku sendirian di taman yang penuh bunga ini. Akhir-akhir ini aku sering ke sini,menikmati indahnya pagi .

Sudah 3 hari aku nggak masuk sekolah gara-gara masalh itu. Aku masih ingit menenangkan pikiranku soal masalah itu dan aku senang akan kesendirian di pagi hari hangat di taman ini  . Aku duduk di atas bangku taman yang lumayan luas memandang bunga di sekelilingku . Tiba-tiba ada yang memegang pundakku dan ternyata mereka adalah sahabat-sahabatku yang sangat aku rindukan .

“ Selamat ulang tahun Yura .” kata mereka bertiga bersamaan .

Aku tersenyum hangat pada ketiga sahabatku itu, “ Makasih semuanya.”

“ Ini ada titipan dari Marvo .” Sapu menyerahkan sebuah kotak berwarna biru pink padaku. Aku membuka kotak itu dan menemukan sepucuk surat dan komikku yang dulu pernah menghantam wajahnya yang terlihat lebih rapi dan tidak basah lagi . Aku lalu membaca surat dari Marvo.

 

 Sakura Kayata,,,

Hmm…menurutku itu adalah nama yang bagus buat cewek yang beda seperti kamu.

Mungkin ketika kamu membaca surat ini,aku sudah tidak tinggal di Indonesia .

Aku harus balik ke Jepang karena orangtuaku. Tonjobi Omedeto Gozaimas,Yura-chan.

Aku,Tyo,Riko dan Sapu punya hadiah spesial buat kamu. Kamu akan tau setelah

membaca suratku ini. Aku cuma ingin minta maaf atas kejadian yang lalu,aku

tidak bermaksud seperti itu dan aku tidak tau kalau kamu bakalan marah besar.

Sekali lagi maafkan aku Yura. Kamu tau,aku juga senang baca komik seperti kamu,

hehehe…,komik kamu sudah aku rapikan dan sudah nggak basah lagi,sebenarnya

waktu kita ketemu di jalan,aku ingin mengembalikan komik kamu,tapi aku ragu.

Yura,aku juga sayang sama kamu. Kamu cewek yang beda dari yang lain. Aku juga

suka sama kamu. Aku cemas saat kamu tidak datang sekolah selama tiga hari . Saat

aku balik ke Indonesia aku akan bilang secara langsung ke kamu kalau aku suka

sama kamu. Yura,kamu tau ? Aku tetangga baru kamu yang tepat tinggal di depan

rumah kamu . Kak Fariz sudah banyak cerita tentang kamu dan aku sangat kagum

sama kamu. Happy Birthday Sakura Kayata…,aku harap kita bisa ketemu lagi.

 

Aku tidak sanggup untuk menahan jatuhnya air mataku ketika membaca surat dari Marvo. Begitu banyak rahasia yang dia sembunyikan dariku.

“ Yura,ini hadiah dari kami bertiga dan Marvo. ” Riko memberiku sebuket bunga sakura. Aku tidak tau harus berkata apa pada mereka. Air matahku tumpah . “ Waktu kami berempat datang ke rumahmu,sebenarnya Marvo ingin pamit sama kamu karena ingin balik ke Jepang. Sehari di sana dia pulang dan membawa bunga sakura ini untuk kamu. Katanya di sana musim semi dan bunga sakura lagi bersemi. Dia sempatkan datang ke indonesia Cuma ingin memeberimu bunga sakura.” lanjut Riko.

“ Bunga sakura untuk sakura .” kata mereka bertiga bersamaan. Mereka merangkulku hangat.

“ Yura kita namgis nih….” ucap Tyo kemudian.

“ Makasih semuanya. Aku senang bisa punya sahabat seperti kalian. “

“ Yura,kita mau minta maaf karena kita suka nganggap kamu cowok. Sebenarnya kita semua tau kamu cewek,kamu itu beda dari cewek - cewek yang lain,itu yang kami suka dari kamu. Kamu tetap selamanya Yura,Yura kita bertiga.”  jelas Sapu.

“ Yura,tetap Yura kita yang manis, bawel,judes,tegar,baik,ceria dan enak diajhak ngobrol.” sambung Riko.

“ Yura,kami semua sayang sama kamu. Jadi maafin kami .” kini Tyo yang berbicara.

Aku tersenyum,bukan tersenyum terpaksa,tapi senyum dari hati, “ Aku juga sayang kalian . Aku sudah nggak peduli tentang masalh yang lalu. Aku sayang kalian.”

“ Sakura Kayata akan tetap jadi Yura kami.” kata mereka berbarengan. =D